Minggu, 12 Juli 2020

MENJADI IBU HEBAT..... PASTI BISA !!!

MENJADI IBU YANG HEBAT…… PASTI BISA !!!

Oleh : Tim Bina Kreatif


1. Membangun rasa percaya diri anak.

Menurut para ahli psikologi perkembangan, benih harga diri sudah bisa ditanamkan sejak bayi. Diusia 2 tahun anak memiliki rasa percaya diri yang baik. Anda tinggal membuat bayimerasa dihargai.Memahami keinginan bayi dan memberinya semangat merupakan salah satu caranya. Pada anak yang lebih besar, biasanya mereka mencoba berprilaku baik sesuai harapan anda.
Memuji dan menghargai secara tulus perilaku anak yang baik merupakan salah satu hal penting untuk membantu anak memantapkan identitas dirinya, mereka merasa dirinya sebagai anak yang baik.Memuji dan menghargai perilaku baik juga sebagai sarana mengajarkan anak untuk menghargai orang lain.

2. Menjalin kedekatan dengan anak.

Mungkin anda berpendapat bahwa ibu yang tidak bekerja diluar rumah memiliki ikatan yang kuat dengan anak.Ternyata pendapat itu tidak sepenuhnya benar. Sekalipun tinggal dirumah, seorang ibuyang merasa frustasidalam menjalani perannya, tidak akan mampu menjalin kedekatan dengan anaknya.
Kedekatan dapat diciptakandengan memberikan elusan dikepala atau dipunggung, belaian ditangan atau dipipi anak sehingga membuka jalan bagi terbentuknya komunikasi yang bermutu.

3. Hindari pertengkaran.

Anak – anak biasanya masih berpikir egosentris, sehingga segala keinginannya harus dipenuhi. Larangan anda akan membuatnya kesal. Alasan logis apapun tidak akan didengarnya ketika ia sedang marah atau frustasi karena keinginannya tidak terpenuhi.
Jangan ciptakan pertengkaran dengan memaksakan pendapat anda ketika si kecil marah. Tenangkan perasaannya dan redakan emosi anda sendiri. Bila kedua hal itu tercapai, beri penjelasan paling logis yang dapat diterima anak.

4. Bantulah anak belajar

Kata belajar memiliki makna yangluas. Berbagai aktivitas dan kejadian memungkinkan anak untuk belajar. Hal ini dapat dilakukan bila anda membantunya.
Mengajak anak untuk bertutur kata yang baik, memilihkan makanan yang baik, memberi perasaan aman, merupakan proses belajar yang dapat membantu mengembangkan kecerdasan anak.
5.Beri anak waktu untuk bermain.
Bermain dapat bermanfaat untuk memmbantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Permainan pura- pura ternyata berkaitan erat dengan perkembangan kecerdasan yang berhubungan dengan bidang akademis, yaitu kemampuan berbahasa, menghitung dan mengendalikan motorik halus.

6. Bayangkan hal – hal yang baik.

Mengkhawatirkan ank merupakan hal yang wajar dialami orang tua.Anda dapat mengubah pikiran buruk itu menjadi lebih baik dengan secara sadar membayangkan kemungkinan yang paling baik yang akan dialami anak.
Karena semakin anda berpikiran buruk, kemungkinan kearah itu semakin dekat. Khawatir berlebihan membuat anda sendiri tidak dapat menikmati peran anda sebagai ibu.

7. Pandanglah dunia dsari sudut pandang anak.

Tempatkan diri anda pada posisi anak.Menggunakan sudut pandang anak dapat semakin mendekatkan orang tua dengan anak. Anak akan merasa sangat dihargai pemikiran dan perasaannya.

8. Korbankan acara penting sekali seminggu

Sebagai ibu yang bekerja diluar rumah, anda mungkin terikat jadwal yang ketat. Susunlah semua acara itu, kemudian coretlah kegiatan yang mungkin dapat anda korbankan.
Mengorbankan salah satu aktivitas membuat anda merasa lebih santai dan memberi kualitas bagi kehidupan keluarga anda

9. Tidak perlu menjadi supermom

Para ibu yang tidak bekerja diluar rumah, umumnya ingin mengerjakan sendiri segala urusan rumah tangga. Berbagai urusan sepele ingin dikerjakan sendiri, sehingga justru mengurangi waktu kebersamaan dengan anak.
Ibu yang bersikap seperti ini cenderung mudah dilanda depresi akibat jenuh menjalani rutinitas rumah tangga. Ibu yang terlalu lelah tidak punya energi lagi untuk bermain dengan anak, dan lebih lanjut lagi membantu perkembangan anak.

10. Sering- seringlah tersenyum.

Senyuman merupakan cara paling tampak yang dapat membuat orang lain merasa nyaman.Para ahli menyatakan bahwa gerakan senyum dapat meningkatkan semangat.
Penelitian mengungkapkan bahwa anak terutama yangmasihkecil merupakan cermin ekspresi kita. Bila anda jarang terenyum pada anak, anakpun akan jarang menampakkan senyumnya. Ketika anak merasa sebagaiorang yang yang membawa kegembiraan bagi orang lain, ia merasa senang pada dirinya sendiri.


Bina Kreatif Kids Care

INFO REDAKSI 2009

Sekilas info

“BINA KREATIF” inclusi school.

Beberapa bulan yang lalu, kami kedatangan seorang ibu dengan anaknya yang berusia 7 tahun. Sekilas anak ini terlihat normal, namun ternyata anak ini menderita gangguan autisma. Dengan kalimat yang terbata – bata dan linangan air mata ibu tersebut menceritakan kondisi anaknya tersebut. Bukan itu saja secara kebetulan anak pertamanya juga menderita autis. Waktu kami bertanya sejak kapan ibu mengetahui bahwa anak ibu menderita autisme? Ibu menjawab bahwa ia mengetahui anaknya menderita autis semenjak si anak berumur 2 tahun. Lagi – lagi masalah ekonomi menjadi penghalang bagi ibu untuk memberikan penanganan dini bagi anaknya. Dengan hanya mengandalkan penghasilan ayah yang kerja serabutan menjadi suatu hal yang mustahil bagi sang ibu untuk memberikan penanganan dini bagi sang anak. Kita sama – sama tahu bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk menangani anak autis sangat besar. Memang ada pusat – pusat penanganan autis yang tidak memungut biaya alias gratis, namun letaknya umumnya ditengah kota. Sangat jauh dari jangkauan kami yang berada diperbatasan depok dan bogor. Walhasil pemandangan orang tua yang membiarkan begitu saja “anak specialnya” berkembang apa adanya sering kami jumpai.

Mengingat perkembangan autis saat ini semakin meningkat, memang sebaiknya lebih banyak informasi mengenai gejala – gejala autis dan penanganannya diberikan ke masyarakat. Bayangkan saja, menurut lembaga riset autisme yang berpusat di Amerika perbandingan penderita autis adalah 1 : 150 sedangkan di inggris lebih fantastis lagi yaitu 1 : 100. dan ini semua mungkin akan menjadi semakin besar. Di Indonesia sendiri belum ada riset yang menyebutkan data spesifik penderita autisme. Autisme sendiri dalam dunia kedokteran berada dalam grey area. Penyebab autisme tidak diketahui secara jelas. Namun yang pasti bukan karena keturunan.

Kami disini tidak akan membahas tentang apa itu autis dan bagaimana penanganannya. Bermula dari cerita diawal tulisan kami, kami lebih menujukan tulisan ini untuk para ibu yang memiliki anak special need. Karena kami begitu memahami betapa berat beban yang dipikul para ibu yang punya anak special need.

Anak adalah karunia Tuhan yang begitu kita dambakan. Namun betapa hancur hati orang tua begitu mengetahui anak yang selama ini ditunggu- tunggu tidak seperti yang diharapkan. Perasaan bercampur aduk antara penerimaan dan penolakan. Ada rasa senang karea memiliki anak, namun ada rasa marah, sedih dan kecewa.

Perasaan putus asa seringkali mewarnai hati orang tua dalam mendampingi anaknya. Ketika masalah demi masalah datang silih berganti namun seolah tidak ada penyelesaiannya.

Mungkin disaat orang tua mulai bisa menerima kondisi anak, masalah muncul dari anggota keluarga lain atau dari lingkungan sekitar. Kami menemukan beberapa kasus yang nenek atau kakek tidak bisa menerima cucunya yang autis. Bisa jadi karena malu atau merasa tidak pernah punya keturunan yang “berbeda” dengan orang kebanyakan.

Beberapa orang tua mengeluh betapa sulitnya mencari teman bermain bagi anaknya. Bisa dimaklumi karena kondisi anak autis seringkali tantrum sehingga banyak yang menjadi “korban” entah itu dipukul, digigit atau ditendang. Apalagi kalau anak kita lantas dicap sebagai anak yang nakal. Memang sedih juga ya bu…, melihat anak- anak lain bisa bermain dengan ceria sementara anak kita hanya bisa melihat teman – temannya dari balik pagar rumah.

Dalam menghadapi semua ini, kami selalu menyarankan para orang tua untuk berbagi pengalaman dengan sesama orang tua yang memiliki anak khusus. Sehingga beban psikologis bisa terangkat. Bergabung dengan berbagai milis atau perkumpulan orang tua penyandang autis juga sangat kami sarankan. Satu kata kunci yang harus selalu dipegang adalah IKHLAS. Ikhlas menerima semua pemberian Tuhan ini dan berusaha semampunya karena bagaimanapun pasti ada hikmah dibalik semua yang diberikan Tuhan kepada kita.

Penanganan anak autis tidak bisa berjalan sendiri – sendiri. Harus ada kerjasama antar orang tua, dokter, terapis, psikolog dan orang orang terdekat yang terlibat pengasuhan. Terbuka terhadap setiap masukan yang diberikan dan jangan merasa benar sendiri.

Kami menghimbau juga kepada para ibu dan ayah yang menemukan anak berkebutuhan khusus dilingkungan rumah atau di sekolah, jangan dikucilkan. Karena dukungan dari lingkungan sekitar sangat mempengaruhi perkembangan si anak. Mungkin anak ini terlihat aneh dan menjengkelkan, tapi ingatlah merekapun memiliki hak yang sama seperti anak- anak lainnya.

Info selanjutnya Hubungi :

Bina Kreatif Inclusi School ( 021 ) 87987089

e-mail : www.bina.kreatif@yahoo.co.id

JURNAL "KAK WIEN" 2009

AKTIVITAS “ KAK WIEN”


Selain Aktif sebagai psikolog dan konsultan Pendidikan, Beliau juga mengisi Rubrik Psikologi di RRI Pro – 1 Jakarta, “Banyak hal yang harus diperbaiki dalam mengasuh dan mendidik Anak – anak” kata Kak Wien ketika sedang wawancara di RRI Pro- 1 bersama Ibu DR.Heren … dari Dirjen Kesetaraan DIKNAS Jakarta.

Mengisi Seminar Psikologi sudah menjadi agenda rutin bahkan beliau ini bisa 20 – 25 kali mengisi seminar dalam sebulan ,….. kebayang juga sih padatnya aktivitas beliau….. beberapa kali mengisi seminar ternyata ada yang berkesan ….. seperti saat mengisi seminar di “BEKhANG TNI – AD” Cibinong Bogor. “Awalnya tegang sekali” kata beliau …. tetapi selanjutnya juga asyik.

Keceriaan saat mengisi Seminar itulah yang menjadi cirikhas Kak Wien…. “Bapak , Ibu sehaaaaat…..” kata kakWien. “Sehatttttt…” Jawab Audien. “Kantongnya juga sehaaaattttt…..” sapaan lagi dari beliau. “Haaaa ….haaaa…..haaaa…” Sambut Audien. Wah pokoknya seru deh…. kalau ikutan seminarnya kakWien.

Beliau juga aktif di beberapa lembaga riset… juga lembaga – lembaga ( LSM ) yang berkecimpung di dunia anak. Yang tak kalah menariknya beliau juga sering mengadakan “Sharing Psikologi” dengan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Beliau juga sebagai Pendiri “SEKOLAH INKLUSI” Bina Kreatif di Depok. Yaitu sekolah yang mengajarkan pada Anak – anak Berkebutuhan khusus, seperti Autisme, syndrome down , Cerebral Palsi “CP” , ADHD , ADD dan lain – lain.

Kak Wien ini juga mendirikan “Kursus Emosional” asyik ya….. kalau pingin ketemu beliau … he…he…. mesti bikin janji dulu ke staf managementnya…. Oke … semoga bisa lebih akrab lagi dengan beliau….. SUKSES KAK WIEN …. ( Red on line Bina Kreatif )