Anak saya laki-laki berumur 10 tahun dan sekarang duduk di kelas 5 SD. Sejak TK sampai sekarang selalu juara kelas dan wajahnya juga tampan. Kami dari keluarga yang harmonis dan hidup berkecukupan. Namun, mengapa anak kami sepertinya kurang percaya diri? Kalau mau melakukan sesuatu seperti ragu-ragu.
Jawab:
Kondisi keluarga yang berkecukupan tidak menjadi tumbuhnya kepercayaan diri anak.
Anak akan tumbuh menjadi percaya diri jika ia terbiasa mandiri, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun dalam menyelesaikan masalah. Kepercayaan diri anak juga ditempa oleh pengalaman anak masuk ke dalam berbagai macam situasi social, dimna ia menemui hal/ tantangan baru yang menantang kemampuan dirinya. Anak yang terbiasa segalanya di layani, dipilihkan, dan terbiasa selalu ada orang lain yang menyelesaikan masalahnya, akan tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri, ragu-ragu, dan mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan. Anak yang terbiasa segala sesuatunya serbamudah, akan gamang ketika berhadapan dengan situasi yang sulit.
Berikut adalah 10 tip yang bisa Anda terapkan atau tingkatkan (jika ada yang sudah pernah dilakukan) untuk meningkatkan rasa percaya diri pada anak:
1. Biasakan anak melakukan aktivitasnya sehari-hari secara mandiri, misalnya, membereskan sendiri buku sekolah untuk esok hari.
2. Berikan anak satu tugas rumah tangga (meskipun sudah ada pembantu) yang menjadi tanggung jawabnya seperti menyiram tanaman, mencuci sepeda, dan lain-lain.
3. Biasakan anak membuat pilihan tentang apapun yang berkaitan dengan dirinya, misalnya, baju apa yang akan dipakai atau les apa yang ingin diikuti. Orangtua hanya menyediakan pilihannya saja, biar anak yang menentukan.
4. Tidak menetapkan target atau menuntut secara berlebihan pada anak. Biarkan anak menentukan targetnya sendiri dan Bantu ia mencapainya.
5. Ketika ia menghadapi masalah, ajaklah ia bicara dan bantulah ia melihat pilihan solusi yang ada beserta konsekuensinya. Dukunglah pilihan yang ia ambil. Hindari menyelesaikan masalah untuk anak, misalnya, ketika anak bekelahi dengan temannya, orangtua langsung datang melabrak teman tersebut.
6. Tawarkan bantuan hanya jika diperlukan. Hindari memberi bantuan apabila si anak tidak memintanya.
7. Berikan lebih banyak pujian, khususnya ketika ia menunjukan kemandirian atau kepercayaan dirinya.
8. Jangan merendahkan hasil karya atau pilihan yang telah ia ambil karena bisa membuat si anak jera membuat pilihan.
9. Berikan kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakat di luar sekolah, misalnya, ikut klub olahraga atau seni. Memiliki kompetensi lain di luar sekolah, bisa membuat anak lebih pecaya diri.
10. Berikan lebih banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan anak sebayanya (di luar teman sekolah) sebagai sarana mengasah ketrampilan bersosialisasi dengan bebagai lingkungan sosial.
Demikian saran saya. Semoga bermanfaat dalam pemecahan masalah anak Anda. Terima kasih.
Bina Kreatif 2009